- Back to Home »
- artikel , internet , multimedia , pemimpin , pengalamankuliah , Pengetahuan Umum , pimpin , pkn , sharing komunitas »
- Tipe-Tipe Kepemimpinan
Posted by : Iga Daebak
Saturday, 3 October 2015
Tipe-Tipe Kepemimpinan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAR9HsSWHAhacuL-H4Kqx79FUTlgPOMXabhqGsQSD3NCPY-3x6ZQntJ4Y1CgVD5fpqpLLE6Z_2Y7gQJsbf985Jsnb6d4JT_pqjO5NEEOlhbp8sbXphjxRorID4wvKl-tOW2FJbTXEQyHFA/s1600/meap.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjilEXjiKg9y54LUwL1iv_aYWa2E5bqYdqa672Wiw6zghc2KgBuDb_Lpd4ujLgOJ41BSAuI7UTFG8f1VcxT8eF2LCkev3R1XQJSR7gDzOpBoBq4wvtw6fK4-kUV5ciGwzyD1UwJbGcHqUhj/s1600/mokona.png)
WELCOME TO
Iga Daebak
( ^_^ )
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu
dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman
Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal
leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu
dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan
atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal
leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui
bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga
pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian
leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat
dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis
leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung
jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai
potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis
(paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang
bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk
melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada
anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious
leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa
menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul
pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut
menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Daniel Goleman, ahli di bidang
EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe kepemimpinan dan menemukan ada 6
(enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu membuktikan pengaruh dari
masing-masing tipe terhadap iklim kerja perusahaan, kelompok, divisi serta
prestasi keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian itu juga menunjukkan,
hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe. Yang
paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe
tersebut secara fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan
bisnis yang sedang dijalankan. Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang
memiliki enam tipe tersebut dalam diri mereka. Pada umumnya hanya memiliki 2
(dua) atau beberapa saja. Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin
tersebut juga menghasilkan data, bahwa pemimpin yang paling berprestasi
ternyata menilai diri mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah
dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka menilai bahwa dirinya hanya memiliki
satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional.
Selanjutnya
menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe
kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang,
sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku
dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya
sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut
serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan
dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam
usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera
setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada
para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak
terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua
pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya,
sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para
bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe
kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan
oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macam organisasi, yang salah satunya
adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di
bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan
harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih
tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai
oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan
sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
Dalam suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki seseorang
yang dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain sebagai
berikut :
1. Tipe
Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki tipe
kepemimpinan otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini
dilihat dari sifatnya dalam menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan
otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan dalam karakter tipe kepemimpinan ini
selalu menonjolkan “keakuannya”.
2. Tipe
Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik ini bersifat
kebapaan yang mengembangkan sikap kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana
yang digambarkan masyarakat tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan. Pemimpin seperti ini menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di
masyarakat. Biasanya tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para
ulama dan guru.
3. Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu
daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu
sering intervensi.
5. Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan
martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Dari kelima tipe
kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kelemahannya.
Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada organisasi yang akan di pimpin.
Misalnya untuk organisasi kemiliteran diperlukan tipe kepemimpinan yang
otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan komando dalam
pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua anggota
organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Jadi, dalam
menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin harus
disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.